Minggu, 03 Juli 2011

KERETA SENJA I

Percayakah kau bahwa di dunia ini tidak ada lagi kebahagiaan ? Setiap kebahagiaan yang aku petik, harus di bayar mahal dengan siksa penderitaan. Benarkah hidup sekejam itu ? Hidup hanya megulitiku, mencabik, juga menuangkan beragam racun ke suluruh aliran darahku. Lalu kemana aku harus mencari kebahagiaan itu ?

Apakah ada seseorang yang menanam pohon kebahagiaan itu ? rentetan pertanyaan yang mengapung masa kecilku. Aku tumbuh dan tetap hidup berharap menemukan pohon kebahagiaan itu . mungkin seseorang telah menanamnya. Sementara aku tidak tau dimana ia tumbuh, jika aku berhasil menemukanya , segera aku cabut dan akan aku tanam di jantungku agar semua akarnya ikut mengalir di setiap sudut tubuhku.
*******

Matahari sore menerpa dari sela-sela pohon di sekiling desa ini, menembus kaca, sinar merah keemasannya begitu indah terlihat tatkala kereta api ekonomi yang aku tumpangi melintasi sebuah hamparan persawahaan.Udara bulan Januari menusuk tulang seakan mengisyaratkan musim penghujan tiba.
Dengan sedikit melongok ke jendela kereta sedikit ku pandangi wajahku yang mulai kotor oleh debu di perjalan tadi,Entah Belakangan ini aku hobi sekali menatap wajahku di cermin, bahkan di setiap sudut rumahku aku selipkan sebuah ceriman besar,aku senang melakukan segala aktifitas seraya melirik tubuhku.
Di ruang tamu sengaja aku pasang cermin berukir selain buat hiasan dinding dan membuat kesan ruangan itu lebar dan terang aku sengaja agar aku bisa melihat tubuhku bermalas-malasan di sofa,di temani scangki moccacio dan beberapa camilan.
Di ruang makan tak luput dari cermin, dimana aku bisa melihat wajahku ketika aku menyantap hidangan di depanku, di ruang olah raga nyaris semua dinding penuh cermin agar aku bisa leluasa melihat setiap gerak tubuhku tatkala mengangkat barbell dan melalkukan sederet aktitas fitness.
Dari cermin aku bisa menatap seluruh tubuhku .banyak berubah dari apa yang aku lihat beberapa tahun lalu, dadaku mulai bidang,perut buncitku mulai terebentuk indah,leherku yang dulu biasa kini muncul tonjolan orang menyebutnya jakun,suaraku yang dulu terdengar cempeng kini telihat besar dan berat.
Titik demi titk tubuhku aku pandangi,tak luput wajahku, sedikit kerutan seolah mengisyaratkan aku sudah mulai dewasa,tapi entah hatiku tidak pernah berubah sama apa yang aku rasakan semejak retentan kejadian itu.
“kamu kan masih lajang , pasti tubuhmu masih indah,waktumu hanya kamu habiskan untuk memperhatian penampilan kamu, gaji di kantor lumayan besar, rumah sudah ada ,kurang apa ?”, aku terdiam sejenak setiap sahabatku berkata kepadak dengan iri, di kala aku sedang asik bercermin,seolah dia bertanya apakah aku bahagia dengan masa lajangku.
Aku menatap wajah temanku dengan senyum kecutku.
“ Apakah perkawinan juga membuatmu bahagia ?”.
“ Gua tanya masalah lu !”. jawabnya ketus.
Aku memilih diam seraya merapikan rambutku yang beratakan,aku tau dilema apa yang dirasakan sahabatku, dilemma tentang perkawinan yang meyebarkan racun ! sepertinya bagi para lajang, model aku ini, perkawinan jadi jurang yang cukup dalam dan peuh oleh batu-batu yang tajam yang siap meremukan dan menghancurkan semua tubuhku.Tidak !!!
Jika sahabatku dalam kondisi seperti ini dia selalu megajakku pulang ke kota kelahiranku, dan jika dia sudah depresi akulah korbanya setiap hari aku harus mencium aroma rokok,setiap malam aku harus menemani dia berpesta di sebuah nightclub ,minum minuman berakholoh dosis tinggi. mabuklah dia ! aku yang harus memawanya pulang ke rumahku. Tapi anehnya isrinya tidak mencarinya, sekedar kirim pesan singkat pun tidak pernah,apalagi hubungi aku sekedar tanya keberadaanya, karena istrinya tau aku sahabat dekatnya, aneh bagiku !
Aku sangat menyanyi sahabatku,bagiku pertemanan dengan dia yang sudah kita mulai sejak di bangku SMA begitu tulus,tak tergantikan.
Tak lama lagi keretaku akan sampai di kota jogja, tempat dimana kita di lahirkan, sejak selepas kuliah kami bekerja di sebuah perusahan yang sama di kota yang bisa di bilang penuh dengan perjuangan,kota megapolitan ,tempat dimana menjadi impian setiap orng dan ingin mengadu nasib disana.dan di hari cuti ini,aku memilihmenghabiskan liburang di kotaku. Dimana memberikan banyak kesejukan di setiap sudt kotanya.
Saat matahari benar-benar terbenam keretaku berhenti,aku bersama sahabtku dan bersama penumpang-penumpang lainya berwajah lelah.kita menuruni tangga kereta. Terhirup udara kota yang membangkitkan kerinduan hiruk pikuk orang seolah membuat suasan makin menyenagkan,dertan ojek,taksi,bahkan becak masih juga setia menanti penumpang yang kan memakai jasanya.
Aku dan sahabatku membukan pintu taksi dan segera menyadarkan diri di jok,dan akan segera melesat kesebuah tempat dimana bertebaran lampu-lampu kota jogja yang sangat menarik,sebuat perbukitan indah !
Kusebut namanya Michael .putra satu-satuya pemilik perusahaan batik ternama di kota ini,entah dimana lagi yang pasti sejak mengenalnya akupun ikutan mapan. Karena dia mengangapku sadara satu-satunya.bagiku, kehadiran Michael dalm hidupku membuat percaya bahwa da hal yang layak di percaya dalam hidup ini : persahabatan !
Orang bilang Michael keras kepala tapi bagiku dia tidak seperti itu, hubungan kami terjalin cukup erat,saking eranya teman-teman mengangap ada yang tidak beres dalam hubungan kami, tapi kecurigaan mereka terbantahkan ketika Michael mengandeng seorang gadis cantik di pesta ulang tahunku.Gadis itu bernama Marista gadis berparas ayu dengan tubuhnya yang indah seakan tidak ada habisnya lelaki memujanya. Aku akui sejak dulu Michael pandai dalam menjalin dan memikat hati perempuan, entah apa modus mereka yang jelas sering aku temui Michael mabuk dan merokok tatkala sedang ada masalah
Michael memang orang berada, bahkan Ayahnya pemegang saham terbesar di sebuah bisnis waralaba di kota surabaya,hidup dengan kecukupan harta,tapi dia tidak pernah menujukan sikap keangkuhanya, bahka dia mau bekerja sebagai karyawan biasa di tempat kita bekerja,bisa saja dia memiliki usaha sendiri dengan mendompleng nama perusahaan ayahnya, tapi dia tidak mau,mungkin itulah yang sering dijadikan para perempuan sasaran empuk ! Michael yang loyal, Michael yang suka memberi tanpa pamrih,Michael yang sangat baik, aku banyak belajar dari dia untuk selalu berbagi !
Hinnga awalnya aku berfikir Marista salah satunya, meski pertama dia sangat santun ,baik, dan pengertian tapi apakah akan selamanya seperti itu, apakah setelah ia mendapat Michael dan mendapatkan apa yang dia mau akan setia ? Michael keras kepala keluarga melarangnya, dan aku sebagai saudaranya berkewajiban memperingatkan dia, tapi bukan Michael jika tidak keras kepala.
“ kalau ngak hamil duluan pasti nyokap gue melarang gua !”. seru Michael ketika sedang mabuk.
Bagi Michael hidup adalah kebebebasan, ringan dan tenang,mungkin karena itulah persahabatan kami langeng. Menurut orang aku berbeda dengan Michael, aku laki-laki yang serius,tapi bagiku itu salah aku orang yang sangat takut melakukan kesalahan,karena dari keslahan itu akan menimbulka dampak negative yang cukup besar dalam pembentukan jiwaku sebagai sosok laki-laki

Tidak ada komentar:

Posting Komentar