Minggu, 03 Juli 2011

KERETA SENJA II

Lima bulan setelah menikah usia kandungan istrinya semakin mebesar hingga akhirnya tepat Sembilan bulan di ulang tahun Michael istrinya menghadiahkan titipan Tuhan untuk mereka , aku pun ikut menyaksikan titipan Tuhan, bayi laki-laki yang sangat manis,tapi sayang cobban seakan menerpa Michael mungkin jika dia dan istrinya mau merenung dan kembali lagi kemasa itu ,itulah buah dari apa yangmereka tanam. Bayi itu lahir dengan kaki yang tidak sempurna ! O Tuhan inikah hukumanmu ? tanyaku dalam hati.
Selepas itu kehidupan keluarga Michael hancur, istrinya sering menitipkan anaknya ke ibunya, dia keluar entah kemana setiap Michael bertanya sejuta alasan menjadi jurus terjitu istrinya, sesudahnya dia mulai menghilang dan entah kemana, pulang jika dia butuh uang degan dalih untuk anak mereka,tapi setiap aku datang kerumah wanita itu hanya orang tuanya yang ada dan mengasuh Tama cucu mereka. Sementara orang tua Michael tidak pernah peduli dengan hal itu.
“ maaf Mas kok Mas Michael tidak pernah main kerumah saya ? dan tidak bertangung jawab kepada anaknya ?”. tanya ibu Marista kepadaku dengan polosnya.
Sedikit tentang Marista gadis biasa denga kehidupan yang bisa pula, tapi berparas cantik ,tapi bagiku dia tak lebih jauh dari yang di hinakan orang, dia tega meninggalkan anaknya,melarang Michael bertemu, minta uang ke Michael dengan alasan anaknya tapi mana buktinya. Hatiku menjerit ingin aku sampaikan kepada Michael tapi aku tidak tega,aku tidak ingin ia semakin terpuruk. Aku sebagai saudaranya tidak ingin semua hancur dengan sedikit dari gajiku dan uang dari Michael aku berikan untuk Tama, orang bilang aku bodoh tapi aku akan lebih bodoh membiarkan anak sahabat aku terluka.
Dalam liburan kali ini seolah Michael menikmatinya sementara aku memikirkan dia, dia rela melepas kesempatan memiliki perusahaan hanya demi Marista tapi apa sekarang ? aku masih teringat jelas saat aku menyiram muka muka Marista dengan wine ketika aku melihatnya memadu kemesraan di sebuah nightclub di bilangan Jakarta pusat.dan dengan nada tinggi waita itu memangglku dengan banci simpanan suaminya. Ya Tuhan ! bagaimana bila Michael tau ? bukan kata-kata itu yang mebuatnya shock tapi perlakuan istrinya.di bukit bintang ini sejenak aku pejamkan mataku.aku tatap wajah sahabatku seolah aku tidak tega mengungkapkan kesemuanya ini.
*******
Namamu Rezha Lumintang , entah kenapa keluargaku memberi nama seperti itu,tapi yang jelas aku tidak seperti bintang yang selalu di dengungkan Bunda tatkala aku bertanya filosofi nama itu.Itulah kupikir hidupku jadi pekik,kerasa,aku jarang sekali merasa puas dengan apapun yang telah aku lakukan.aku mudah patah dan kecewa.
Semula dari Madi,ayahku.sejak di tugaskan menjadi mantri di sebuah desa yang jauh dari kota ini,jarang pulang dan jarang megirimkan uang sekedar untuk membeli garam Bunda.dari yang aku dengar hingga sebuah bukti bunda mengetahui ayah kecantol gadis desa dan menikahinya,lalu memilih tinggal di desa itu. Jelas Bunda terpukul wanita mana yang sanggup menerima suaminya menikah lagi tanpa sepengetahuan istrinya, hingga akhirnya tiga bulan Bunda ditemani psikolog hingga berakhir di ujung pisau dapur. Bunda memilh memotong nadinya tanpa memperdulikan aku,nenek,dan kakekku.
Kakekku yang selalu di hormati karena kebaikanya merasa malu dan berjung pada penyakit jantungyang di deritanya. Alhasil dalam hitunga minggu aku kehilangan dua tiga orang yang masih aku butuhkan.
Tinggallah aku bersama nenek,perempan senja yang setia mendampingiku.dari dialah aku belajar banyak hal tentang semua harus di selesaikan sendiri, tidak boleh mengeluh,tidak boleh menunda pekerjaan, selalu bersyukur kepada Tuhan,dan yang membuatku berfikir, nenek berkali-kali menasehati agar aku tidak boleh menyakti permpuan dan sesama manusia.
“ jika kamu menyakiti sesamamu tuhan akan murka dan memeberimu karma !”. semakin hari dan semakin dewasa aku makin mengerti kata-kata nenek, dan dari pengalamanku betapa sakitnya di khinati maka aku tidaki ngin berkhianat.
Perempuan tua itu yang membuatku mandiri,dia selalu mngajariku tangung jawab dengan apa yang aku ambil, hingga akhir hayatnya aku masih teringat senyuman manisnya. Perempan itulah yang membesarkanku sementara Madi bagiku sudah tiada sejak kepergian Bunda.dan kini aku hanya memiliki Michael sahabat sekaligus saudaraku. Tanpa dia aku mersa terpuruk dalam kesepain.meski kini aku berada di tengah keluarga tanteku tapi aku tetap saja merindukan nenek dan keluargaku yang seharusnya menyandigku.
********

Liburan di kota jogja dengan panorama yang indah sudah selesai ,dengan ceria dan gelak tawa kami berpaling mengikuti kereta api yang akan membawaku dan Michael kebali ke rutinitas masing-masing. Gelak tawa dan keisengan seakan mengisi gerbong yang kita tumpangi.hingga tanpa kami sadari kami sudah berda di kota dengan kesibukan ,dan bersiap menapak karir yang lebih baik lagi.
********
Hampir satu minggu lebih aku tidak melihat Michael di kantor, bukan aku tidak pedulu tapi kerjaan lembur memaksaku untuk tidak bertandang kerumahnya. Telf,dan pesan singkatku mungkin sudah memenuhi memori telfon gengamnya.tapi tidak ada balasan, mungkin dia sibuk, atau sakit, akh !! terus istrinya ? mana mungkn dia tau ? orang tuanya ? sibuk dengan bisnis ! Huft !!! Aku mengela nafas panjang,memikirka kemana sahabatku.
Telfon gengamku berdering, ketika kulihat Michael memaggil
“apa ? Kapan ?’, suara itu bukan micahel ,aku hanya terdiam ,pandanganku seketika berubah menjadi gelap,hingga aku sadar aku pingsan di meja kerjaku.
**********
Tidak ada acara penghormatan terakhir,sore ini juga Michael harus di makamkan, tidak ada serenten acara di sana ! Tubuh Michael hampir tidak aku kenali,,membengkak dan busuk.cairan beraroma tidak sedap terus menetes. Tidak adalagi raut keceriaan dalam dirinya. Tubuhnya terbujur kaku di kamarnya,tanpa di ketahui istri,keluraganya yang sibuk degan bisis.
Sahabatku mati berkorban demi cinta,tanpa mendapakan cinta itu yang sesungguhnya, perempuan itu tidak ada dirumuah, di juga tidak tau suaminya mati menelan obat-obatan terlarang itu !kutelan kenyataan getir itu ! Apa alsanya sahabatku yang baik dan periang itu berbuat nekat ? ApakahTuhan mau mengerti alasanya ? aku sudah cukup lelah menangis dan aku masih bertanya apakah Tuhan masih akan menghukum Michael ? apakah rohnya Michael akan di biarkan merana, berkeliaran didunia ini ? aku tidak pernah tau tapi yang aku tau saat ini Michael telah tiada.
Kalau ternyata kawin membuat susah dan rumit,apahkah masih bisa di jadikan alasan pohon kebahagiaan itu hanya akan ku temui saat perkawinanan?
*******************

Kereta terakhirku telah menanti membawaku ke kota kelahranku,aku memutuskan untuk menghabiskan sisa waktuku entah sampai kapan di kota yang penuh kedamaian .masih sama matahari terlihat bersinar diantara deretan pepohonan,dan hamparan sawah luas yang mulai menguning raut kebahagiaan sekan terpancar jelas disana para petani itu pun dengan hati yang riang memetik hasil jeri payahnya, terlihat segerombolan anak-anak asik dengan laying-layangnya seakan semua merasakan kebahgiaan.,hanya aku disini terdiam menatap iri setiap pemandangan itu, setiap aku tatap sebelahku bukan Michael hanya bayangan dan kenangan pahit yang ada di hatiku,,
Langit sebelah barat makin memerah kemasan,,,kereta senjaku telah berhenti dan segera aku turun dari anak tangga kerta,,sejenak aku terdiam di peron ini langit semakin gelap, deretan awan seolah menutupi pesona senja itu,tubuhku melemah,menatap langit makin muram apakah kelak kematianku semuram langit itu,dan kereta senjapun masih terus melaju dengan nyayian senjanya hingga bayangan itu lenyap di telan malam.*****

Tidak ada komentar:

Posting Komentar